Manusia merupakan makhluk Allah yg paling mulia dalam ciptaan maupun martabatnya. Bukankah bentuk manusia merupakan bentuk yang paling indah dan sempurna dibanding dengan makhluk yang lainnya, lagi pula manusia dianugerahi akal/rasio dan nafsu. Sementara makhluk yang lainnya seperti Malaikat hanya mempunyai akal tapi tidak mempunyai nafsu. Sedangkan binatang memiliki nafsu tapi tidak mempunyai akal.
Tuhan menjadikan manusia di bumi ini sebagai khalifah dengan karunia dan kesempurnaan, yang dilengkapi oleh akal dan nafsu. Dengan akal manusia mampu berpikir bagaimana menjalankan tugas-tugas dari Allah dalam kehidupan. Dengan adanya nafsu manusia mampu memperoleh keberanian(tekad) dalam hidupnya. Lagipula Allah memberikan hati dalam diri manusia. Sedangkan hati merupakan tempat Ilham dan tumbuhnya Inspirasi. Dari sinilah manusia menentukan jalan hidupnya.
Maka jadikanlah hati sebagai raja, rasio sebagai menteri, nafsu sebagai bala tentara dan fisik sebagai rakyat. Jika Raja, menteri, bala tentara dan rakyat, bersatu akan tercapailah kemakmuran dan kesejahteraan hidup. Apabila fakta ini dibalik, akal menjadi raja maka terciptalah sifat-sifat idealis, segala sesuatu akan ditentukan dibawah perhitungan akal belaka. Harus disadari kemampuan akal terbatas, padahal permasalahan hidup betapa kompleksnya. Sehingga pastilah banyak hal tidak dapat kita selesaikan dalam kehidupan ini. Akibatnya terbengkalailah segala cita dan maksud hidup, yang ada hanyalah angan-angan dan omongan belaka. Padahal Islam merupakan ilmu dan amaliah.
Apabila nafsu menjadi raja maka pastilah aturan atau hukum akan berjalan secara binatang. Akibatnya hukum rimbalah yang berlaku, yang kuat yang menang. Kehidupan akan kembali kepada zaman jahiliyah yang berwujud dalam dunia modern.
Kalau begitu apa arti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi? Pastilah hal tersebut tidak akan diterapkan dalam fungsi yang sebenarnya. Melainkan hanya untuk melampiaskan nafsu dan kepentingan pribadi saja. Maka akan terjadilah yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin terjerat dan menderita. Kesejahteraan umat secara merata tidak terpikirkan tetapi hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan.