Sabtu, 10 April 2010
Fragmen Akhir Syeh Siti Jenar Menjelang Hukuman Mati
Bumi resah, bumi kan terus bersimbah darah
Di jalanan dan pematang-pematang sawah
Jiwa memar dan kepedihan merekah
Siapa lagi yang akan mereka bunuh Saudara?
Dapatkah senjata dan pedang, teror dan perang
Memikul beban dan hiruk pikuk bumi yang kerontang?
Bumi resah, bumi berkalang pasang dari nafsu dan keserakahan dari ketakutan dan dendam
Dan datang dengan remuk malam-malamnya bercucuran sesal dan hujan
Kaubuka katup mulut dan jiwamu
Kaurengguk derita recai dan hitamnya
Kau mandi dengan keluh kesahnya
Bumi resah, bumi penuh rongga
Dan buah busuk pikiran
Tapi kau datang dari laut sinar-sinar
Kau gemilang dengan keemasan seperti pesta perkawinan
Kau rumah segala gelisah dan topan
Maut sekalipun
Ajal dan pembantaian keji
Bagiku adalah tangga
Menuju Tuhan
Kau adalah titian
Tempat mendaki dan jatuh
Kau juga buku
Tempat berkumpul dan bertemu segala pengetahuan
kau hati dan laut dalam
Beribu arus kejadian dan gelombang tersimpan
Di laut-Mu
Mati hanyalah riak kehidupan
Kau adalah tangan
Tempat luka pedih dan disembuhkan
Dan hukum pancung ini bagiku adalah makrifat sejati menuju kesembuhan
Kau pemandang dan kota-kota
Tempatku berjalan dan mengembara
Kau adalah tempat singgah
Di rimba raya
Dan aku hanya pintunya
Runtuhkan pintu ini
Dan masuklah
Kau juga awan
Hujan yang tak henti-henti
Kau suburkan segala tanaman
Di bumi dan hati
Dan orang hanya merusak
Tanpa membangun lagi
Kau adalah buah
Santapan segala buah
Dan aku bangkit memetiknya dengan tubuh bersimbah darah
Dan bila mereka tusukkan pedangnya kebadan hewan ini
Akan berlayar kapan ajal membawaku karam dalam lautan
Lantas apakah baik dan buruk itu?
Apakah benar dan tidak benar itu?
Semburan bisa ular adalah buruk bagi orang Tapi tenaga hidup bagi sang ular demikian juga keyakinanku
Taring harimau berbahaya bagi kijang
Tapi mahkota bagi si raja hutan
Lantas apakah baik dan buruk itu?
Salah dan benar?
Kau adalah jalan dan kebangunan
Karena pada bumi kau pinjamkan tubuhku ini
Biar sekarang kukembalikan lagi
Tapi sajak dan kata-kataku
Biarlah tetap di sini:
Syeh Siti Jenar mabuk sinar ilahi!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar