Bismillahir Rahmanir Rahim...
Manusia merupakan makhluk Allah yg paling mulia dalam ciptaan maupun
martabatnya. Bukankah bentuk manusia merupakan bentuk yang paling indah
dan sempurna (ahsani taqwim)dibanding dengan makhluk yang lainnya,
karena manusia dianugerahi akal/rasio dan jiwa(nafsu). Sementara makhluk
yang lainnya seperti Malaikat hanya mempunyai akal tapi tidak mempunyai
nafsu. Sedangkan binatang memiliki nafsu tapi tidak mempunyai akal.
Tuhan menjadikan manusia di bumi ini sebagai khalifah dan abdi dengan
karunia dan kesempurnaan, yang dilengkapi oleh akal dan nafsu. Dengan
akal manusia mampu berpikir bagaimana menjalankan tugas-tugas dari Allah
dalam kehidupan. Dengan adanya nafsu manusia mampu memperoleh
keberanian(tekad) dalam hidupnya. Dan juga Allah memberikan hati dalam
diri manusia. Sedangkan hati merupakan tempat Ilham dan tumbuhnya
Inspirasi. Dari sinilah manusia menentukan jalan hidupnya.
Al-Quran mengatakan "berfikir" dalam tiga kata: Ya'qilun, Yatafakarun,
dan Yatazakarun. Ya'qilun alat berfikirnya adalah akal, tolok ukurnya
adalah benar dan salah, dalam psikologi disebut IQ.Yatafakarun alat
berfikirnya adalah jiwa, tolok ukurnya adalah baik dan buruk, psikologi
menyebutnya EQ. Yatazakarun alatnya adalah hati, tolok ukurnya indah dan
tidak indah (pantas dan tidak pantas), dalam psikologi dikenal dengan
SQ. Apa yang menurut akal benar, belum tentu menjadi baik dan pantas
menurut jiwa dan hati. Padahal suatu hal itu tidak cukup hanya dengan
benar saja, baik saja, ataupun indah saja. Sesuatu itu harus benar, baik
dan juga indah.
Maka jadikanlah hati sebagai raja, rasio
sebagai menteri, nafsu sebagai bala tentara dan fisik sebagai rakyat.
Jika Raja, menteri, bala tentara dan rakyat, bersatu akan tercapailah
kemakmuran dan kesejahteraan hidup. Apabila fakta ini dibalik, akal
menjadi raja maka terciptalah sifat-sifat idealis, segala sesuatu akan
ditentukan dibawah perhitungan akal belaka (rasionalitas). Harus
disadari kemampuan akal terbatas, padahal permasalahan hidup betapa
kompleksnya. Sehingga pastilah banyak hal tidak dapat kita selesaikan
dalam kehidupan ini. Karena hanya berusaha memecahkan suatu masalah
dengan akal saja. Akibatnya terbengkalailah segala cita dan cinta juga
maksud hidup, yang ada hanyalah angan-angan dan omongan belaka. Padahal
Islam merupakan ilmu dan amaliah.
Apabila nafsu menjadi raja maka
pastilah aturan atau hukum akan berjalan secara binatang. Akibatnya
hukum rimbalah yang berlaku, yang kuat yang menang, yang kaya yang
berkuasa. Kehidupan akan kembali kepada zaman jahiliyah yang berwujud
dalam dunia modern.
Kalau begitu apa arti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi? Pastilah hal tersebut tidak akan diterapkan
dalam fungsi yang sebenarnya. Melainkan hanya untuk melampiaskan nafsu
dan kepentingan pribadi saja. Maka akan terjadilah yang kaya semakin
kaya, yang miskin semakin terjerat dan menderita. Kesejahteraan umat
secara merata tidak terpikirkan tetapi hanya untuk kepentingan pribadi
dan golongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar