Pages

Laskar Atas Angin

Jumat, 16 Maret 2012

BATU PERMATA MENURUT HOROSKOP

                                            

 AQUARIUS

20 Januari – 18 Februari

                     P lanet yang mempengaruhi : URANUS



      Anda polos dan sederhana. Rasa kemanusiaan anda tampak menonjol. Tapi kadang-kadang watak anda tidak bisa di ramalkan.

      Sehari-hari anda termasuk orang yang berpikiran cukup maju. Sayangnya anda sering kali keras kepala

      Dalam dunia asmara, anda sangat setia. Namun hati-hati, watak anda yang kadangkala misterius itu bisa juga mempengaruhi sikap dan perasaan anda dalam masalah asmara.

     Batu yang cocok : GARNET

      Manfaatnya: membawa kemauan yang kuat, kekuatan, dan sukses.





CAPRICORNUS

21 Desember – 19 Januari

                      Planet yang mempengaruhi : SATURNUS



      Anda akan memperoleh sukses dalam berbagai bidang karena anda memiliki kemauan keras.

      Anda berpikiran praktis, namun tetap berhati-hati dan penuh tanggung jawab dalam melakukan segala tindakan.

      Anda bukan perayu yang baik sehingga anda tidak menunjukan kasih sayang kepada orang lain. Selain itu anda juga sangat pemilih dalam menentukan pasangan hidup

       Batu yang cocok : PIRUS

      Manfaatnya : membawa keuntungan dan kekayaan. Perlindungan dalam perjalanan.





PISCES

19 Februari – 20 Maret

 Planet yang mempengaruhi : NEPTUNUS



      Orang pisces sangat mudah kena pengaruh yang datang dari luar. Oleh karena itu, tidak heran kalau anda kelihatan amat emosional, meskipun anda tetap simpatik dan mudah merasa kasihan pada orang lain

      Anehnya, anda sendiri seringkali tidak tahan menghadapi tantangan hidup yang menimpa diri anda. Untuk menyembuhkan ini, anda bisa mengalihkan kegiatan anda kepada hal-hal yang positif.

       Batu yang cocok : KECUBUNG

      Manfaatnya : membawa ketenangan yang baik untuk mengambil hati.




ARIES
21 Maret – 20 April

Planet yang mempengaruhi : MARS



      Orang aries sangat ekspresif dalam menyatakan perasaannya, sehingga tampak sebagai seorang pecinta yang bersemangat. Meskipun demikian, kadang-kadang dapat juga menjadi orang yang membosankan karena terlalu banyak meminta.

       Anda sangat kreatif, tidak senang berdiam diri, dan kadang juga senang berpetualang.

      Orang aries yang mempunyai watak negatif, sifatnya mudah tersinggung. Tindakkannya sering tidak terkontrol sehingga akan menghancurkan popularitas mereka.

     Batu yang cocok : BATU DARAH

     Manfaatnya : membawa keberanian dan menguatkan pengharapan.





TAURUS

21 April – 20 Mei

 Planet yang mempengaruhi : VENUS



      Pengaruh venus pada bintang taurus membuat anda tampak menarik, karena kepribadian anda yang menonjol. Selain itu keramah-tamahan anda menarik banyak teman yang baik dan dapat dipercaya.

      Anda biasanya agak lama dalam mengambil suatu keputusan. Tetapi jika anda sudah memutuskan untuk mengerjakannya, tidak ada sesuatupun yang dapat menghalangi niat anda.

      Dalam masalah asmaranya, anda romantis dan penuh kasih sayang. Namun gawatnya…. anda cemburuan.

      Batu yang cocok : BERLIAN

      Manfaatnya : membawa perdamaian dan kesusilaan. Kemuliaan, keberanian, kekuatan, dan cinta, berkedudukan lebih tinggi dari seseorang lain.

 

 
GEMINI

21 Mei – 20 Juni

      Planet yang mempengaruhi : MERCURIUS



      Orang gemini terkenal tidak mau diam, pandai menyesuaikan diri, mempunyai kepribadian ganda dan cerdas. Tidak heran kalau orang gemini dapat menangani berbagai macam pekerjaan pada saat yang hampir bersamaan.

      Karena anda pandai menyesuaikan diri dengan siapa saja, maka sulit untuk memastikan kesetiaan anda dalam setiap hubungan persahabatan.

      Semua pekerjaan intelektual yang menyangkut masalah komunikasi, biasanya menarik perhatian anda.
    
Batu yang cocok : ZAMRUD

      Manfaatnya : membawa kebijaksanaan, kerajinan, kebahagiaan, menjauhkan dosa, dan mengalahkan percobaan.





CANCER

21 Juni – 20 Juli

                     Planet yang mempengaruhi : BULAN



     Naluri warga cancer sangat kuat. Anda banyak di bimbing oleh naluri dari pada oleh kecerdasan anda sangat sensitif dengan masalah pribadi, sehingga anda merasa puas serta bahagia bila anda tidak dihadapkan pada orang-orang yang sibuk di sekitar anda.

     Naluri anda selalu ingin melindungi orang luar, membuat anda lembut dan baik hati.

     Seperti arus laut, keberuntungan anda cepat berubah.

Batu yang cocok: AGATE

Manfaatnya: membawa kesehatan, panjang umur, dan keuntungan.





LEO

21 Juli – 21 Agustus

Planet yang mempengaruhi : MATAHARI



     Anda selalu membuat diri anda di perhatikan dalam lingkungan manapun. Kepribadian yang kuat dan cara anda bersikap menyebabkan anda lebih pantas menjadi pimpinan dari pada bawahan. Seperti matahari anda tampak penuh semangat serta kegembiraan dan suka membagi keberuntungan anda dengan orang – orang lain. Selain kreatif, anda mempunyai naluri yang kuat. Energi anda yang besar itu sangat cocok jika di salurkan dalam bidang kesenian, baik untuk bisnis atau sekedar hobi.

     Anda adalah pecinta yang istimewa.

      Batu yang cocok : MERAH DELIMA

      Manfaatnya : membawa kemuliaan, kekuatan, dan percintaan. Keagungan.





VIRGO

22 Agustus – 22 September

Planet yang mempengaruhi : MERCURIUS



     Orang virgo biasanya kritis dan sangat peka terhadap lingkungannya, baik di rumah maupun di dalam pekerjaannya. Apabila anda di hadapkan pada suatu problem, naluri anda yang muncul mendadak bisa mengatasinya sampai tuntas. Anda adalah seorang perfeksionis. Anda juga merupakan tipe orang yang selalu merasa kuatir sejak anda dilahirkan. Dalam hubungan yang banyak melibatkan emosi, sikap anda sangat terbatas.

     Anda tidak ekspressif oleh karena itu seorang virgo sulit diharapkan menjadi pecinta yang hangat.

      Batu yang cocok : MATA KUCING

      Manfaatnya : membawa keuntungan baik dan pengharapan dalam hal perdagangan memberi tahukan bahaya.





LIBRA

23 September – 23 Oktober

Planet yang mempengaruhi : VENUS



     Keinginan untuk membentuk persahabatan yang kuat tampak nyata pada kepribadian libra. Anda sangat mendambakan keselarasan dan anda pun suka berada diantara teman – teman. Anda pencinta damai yang menghargai dan memahami arti cinta. Anda mempunyai sesuatu yang istimewa untuk merebut hati teman dengan mudah.

     Warga libra paling cocok bekerja pada bidang yang ada sangkut pautnya dengan masalah pesona dan hubungan dengan orang banyak.

     Dalam masalah asmara, anda hangat dan bisa menyelesaikan masalah – masalah yang timbul dengan cara yang menakjubkan.

     Batu yang cocok : SAPHIR

     Manfaatnya : membawa tetap muda, ketulusan, makmur, dan menghilangkan kesedihan.





SCORPIO

24 Oktober – 22 November

Planet yang mempengaruhi : MARS dan mungkin PLUTO



     Orang Scorpio peka, berpembawaan tenang, penuh rahasia dan tak mudah terpengaruh oleh hal – hal yang terjadi di sekitar mereka.

      Perasaan anda yang tajam membuat anda meyakini kekuatan diri sendiri sehingga dapat juga membuat anda keras kepala dan tidak toleran terhadap hal – hal lain.

Oleh karena itu, kadang-kadang anda mempunyai sifat ekstrim dan sangat sulit dipahami orang lain.

      Dalam masalah asmara, anda sangat bergairah. Di samping kekuatan batin yang tampak nyata dari orang Scorpio, tampak juga hal yang misterius yang memberi tambahan warna pada watak Scorpio.

       Batu yang cocok : OPAL

       Manfaatnya : membawa pengharapan dan melindungi keadaan tak bernoda.





SAGITARIUS

23 November – 20 Desember

Planet yang mempengaruhi : JUPITER



     Orang Sagitarius biasanya berkepribadian menyenangkan dan cerdik. Dalam bertindak, anda tampak selalu serius dan berhati – hati. Anda tidak suka tinggal diam dan seperti juga panah, setiap kali di lepaskan anda harus menemukan sasarannya. Tampak juga pada diri anda bahwa anda pecinta kebebasan dan suka bereksperimen dengan mengerjakan hal – hal yang kadang – kadang tidak masuk akal hanya untuk mengetahui apa yang terjadi.

      Dalam masalah asmara, watak anda yang mencintai kebebasan membuat anda susah untuk memahami sesuatu. Orang Sagitarius mudah berubah dan oleh karenanya anda tak suka terikat.


     Batu yang cocok : TOPAZ

     Manfaatnya : membawa kebijaksanaan dan kesetiaan

Jumat, 27 Januari 2012

PENGENALAN KEPADA TOTALITAS TUBUH MANUSIA


                                   (Dari : Mr.H.S.M. Irfa'i Nahrawi An Naqsyabandi, QS)
Manusia adalah sosok (individu) ciptaan Tuhan yang sangat sempurna dengan dibangun tiga badan (komunitas) dengan sepuluh titik halus (latifah). Tiga badan itu adalah:
A. Badan lahiri yang juga dikatakan Raga/jasad
B. Badan batini yang juga dikatakan Jiwa/nafsu
C. Badan batinnya batin yang juga dikatakan Hati nurani /Ruh
Semua ini merupakan komunitas yang memiliki keistimewaan /potensi sendiri-sendiri. Badan 1dan2 (raga dan jiwa)ebrsama segala potensinya akan bisa bekerja setelah Allah temukan (tiupkan kedalamnya) badan ke 3 (ruh).

A. Raga /Jasad
Badan lahir (raga/jasad) ini adalah merupakan sesuatu badan yang memiliki organ/anggota tubuh seperti: mata, telinga, hidung, tangan, dan kaki dan juga memilki organ dalam seperti : jantung, hati, limpa, empedu, perut besar (lambung), dan otak. Badan ini dicipta dalam wujud tubuh kasar dari unsur bumi dalam alamul khalqi, maksudnya dicipta dengan berproses (gradual).
Dan perlu diketahui bahwa dalam badan kasar (jasad/raga) ini memiliki 5 unsur batin sebagai subtansinya yang berupa titik-titik halus (latifah) yaitu : Unsur tanah, air, api, udara, dan yang kelima Mutiara Putih (Durotul Baidha') yang ada ditengah rongga otak. Inilah intinya jasad (pancernya) sebagaimana kita sering mendengar dalam sastra jawa "sedulur papat lima pancer".
Didalam mutiara inilah ditiupkan latifah robbaniyah berupa ruh ketitik-titik berikutnya kemudian keseluruh badan jasad. Setelah itu barulah segala potensi yang ada didalam badan yang kasar ini bisa bekerja atau timbul kekuatan baik kekuatan indera ataupun kekuatan gerak, seperti : melihat ,mendengar, mencium, bicara, memukul, dan melangkah.
Setelah durrotul baidha' / mutiara putih yang ada titengah rongga otak ini bertemu dengan ruh kemudian hidup bisa bekerja dinamakan nafsu natiqah / akal pikiran.
Juga dihakekatul insan karena ia yang menebarkan ruh keselurh titik-titik badan kasar ini, maka ia dinamakan nafsul hewani (cupu kehidupan).
Perlu diketahui pula bahwa dalam pancer tubuh kasar yang dikatakan nafsu natiqah/ akal pikiran  (rasio) ini memiliki 5 ruang yang setiap ruang memiliki potensi esensial sendiri-sendiri :
* Ruang pertama potensi esensial nya adalah idrok (menangkap) maka dinamakan Mustadrok.
* Ruang dua potensi esensialnya adalah membayangkan/ mengimage maka dinamakan ruang khayal
* Ruang tiga patensi esensialnya adalah menbahas / menganalisa maka dinamakan ruang mutakholiyah,
* Ruang keempat potesi esensialnya manyimpulkan (hipotesa) maka dinamakan ruang mutawahimah/ wahimah.
* Ruang kelima potensi esensialnya menyimpan maka dinamakan ruang mutahafidhah/ hafidhoh.

 B. Jiwa/ Nafsu
Jiwa/ Nafsu yang dikatakan tubuh batinnya manusia itu juga merupakan sebuah entitas/ komunitas/ badan yang memiliki 5 organ/ anggota tubuh – empat saudara satu pancer- .
Entitas ini merupakan badan halus yang dicipta dari unsur samawi (langit) dialamul amri (alam pemerintahan) maksudnya dicipta langsung / tanpa proses dengan suatu kalimat perintah "kun" (jadilah) –"fayakun" (maka jadilah) -.
Sesuai dengan sifat ciptaanya maka jiwa? nafsu ini segala potensinya bersifat perintah karena demikian maka dinamakan nafsu amarah.
Setiap organ tersebut memiliki potensi esensial sendiri-sendiri, yaitu:
- organ pertama , subtansinya adalah netral (fitroh) artinya bisa berbolak-balik, bisa mengadaptasi kealam rendah, karena itu dinamakan qalbu.
- Organ kedua, subtansinya adalah esensi binatang (bahima) ,maka dinamakan nafsu bahimiyah.
- Organ ketiga subtansinya adalah esensi binatang buas (saba'i) ,maka dinamakan nafsu sabaiyah.
- Organ keempat sutansinya adalah esensi iblis maka dinamakan nafsu iblisiyah.
- Organ kelima subtansinya adalah esensi ketuhanan maka dinamakan nafsu rububiyah.
Dari kelima nafsu tersebut pancernya adalah qalbu. Perlu diketahui bahwa didalam setiap organ batin tersebut mamiliki unsur badan/unsur batin yang berupa titik-titik lembut ( latifah ):
- Yang berada dalam qalbu dinamakan latifah qalbu
- Yang berada dalam nafsu bahimiyah dinamakan latifah ruh.
- Yang berada dalam nafsu sabaiyah dinamakan latifah sirr.
- Yang berada dalam nafsu iblisiah dinamakan latifah khofi.
- Yang berada dalam nafsu rububiyah dinamakan latifah akhfa.
Latifah qalbi sering dikatakan ruhul hewani, karena dari latifah inilah ditebarkan energi kehidupan juga sering dikatakan akal (akal budi) karena dari sinilah moral /budi manusia dinilai. Juga sering dikatakan jati diri manusia karena kualitas manusia itu seukur dengan kualitas qalbunya.
Dalam raga /jasad manusia ada lima titik halus (latifah) yang pancernya adalah nafsu natiqoh (akal pikiran) sering dinamakan nafsul hewani , demikian pula dalam jiwa /nafsu manusia ada lima titik halus (latifah) yang pancernya adalah latifah qalbu  (akal budi ), juga sering dikatakan ruhul hewani. Keduanya ini sama-sama dibubuhkan dalam nama nya dengan kata hewan, karena :
1. masing-masing dari kedua ini sama-sama menjadi central dalam ruh kehidupan (ruh hayati) yang berikutnya menebarkan kesub-sub organnya.
2. karena memang keduanya adalah saudara kembar , laksana pinang dibelah dua hanya saja nafsu  (akal pikiran ) sifatnya lurus dan berupa mutiara, kristal putih dan qalbu (akal budi) asal sifatnya bengkok dan berupa mutiara kristal merah. Keduanya ini dicipta jauh lebih dahulu sebelum diciptanya raga/ jasad. Bahwa ada dalam riwayat yang menceritakan bahwa nafsu ini karena sifatnya bengkok sebelum dimasukkan dalam jasad manusia telah diluruskan dengan api neraka selama seratus tahun.
Raga atau jasad manusia dicipta dialamul khaqi dari unsur material maka segala potensinya juga bersifatkan material dan obyek (diperintah) sementara nafsu dicipta di alamul amri, maka segala potensi sifatnya adalah spiritual dan subyek memerintah.

C. Hati Nurani / Ruh
Hati nurani atau ruh yang merupakan badan batin dari badan batinnya manusia adalah merupakan sebuah komunitas yang terdiri dari tiga organ, yaitu: organ lahir, organ batin, dan organ batinnya batin. yang setiap organ memiliki potansi esesial sendiri-sendiri.
Badan ini dicipta dalam alam hadhroh dengan gelora kecintaan Allah, maka sifat dasar segala gerak potensinya adalah magnetis (jadzabah).
* Organ pertama, organ lahir hati nurani inisubtansinya adalah esensi kehidupan berupa daya dan kekuatan.
* Organ kedua yang merupakan badan batinnya, subtansinya adalah esensi Nur Muhammad / Nur Mahabatullah, yaitu berupa kekuatan gerak kekasih Allah yang dengannya manusia mampu berbuat dengan perbuatan terpuji dan bersunah Nabi, mencintai dan dicintai Allah.
* Organ ketiga, yang merupakan batinnya batin, subtansinya adalah esensi Nur Dzatullah yaitu kekuatan sambung kepada Allah.
Paduan tiga hal ini sering dikatakan ruhul hayawani / ruh kehidupan karena melihat kepada esensi yang ada pada badan pertama dan juga dikatakan hati nurani/ Nur Robbani karena melihat kepada esensi yang ada pada badan kedua ataupun ketiga.
Hati nurani atau ruh ini adalah lebih tinggi dan lebih lembut daripada raga / jasad dan jiwa/ nafsu, karena ini dicipta dari alam hadrah dan dzatnya dari unsur gas mulia yang bercahaya.















Minggu, 01 Januari 2012

Psikologi Spiritual Jalan Sunyi Naqsyabandi


Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat sufi yang paling luas penyebarannya, dan terdapat banyak di wilayah Asia Muslim (meskipun sedikit di antara orang-orang Arab) serta Turki, Bosnia-Herzegovina, dan wilayah Volga Ural. Bermula di Bukhara pada akhir abad ke-14, Naqsyabandiyah mulai menyebar ke daerah-daerah tetangga dunia Muslim dalam waktu seratus tahun. Perluasannya mendapat dorongan baru dengan munculnya cabang Mujaddidiyah, dinamai menurut nama Syekh Ahmad Sirhindi Mujaddidi Alf-i Tsani (”Pembaru Milenium kedua”, w. 1624). Pada akhir abad ke-18, nama ini hampir sinonim dengan tarekat tersebut di seluruh Asia Selatan, wilayah Utsmaniyah, dan sebagian besar Asia Tengah. Ciri yang menonjol dari Tarekat Naqsyabandiyah adalah diikutinya syari’at secara ketat, keseriusan dalam beribadah menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari, serta lebih mengutamakan berdzikir dalam hati, dan kecenderungannya semakin kuat ke arah keterlibatan dalam politik (meskipun tidak konsisten).
Sejarah
Kebanyakan orang Naqsyabandiyah Mujaddidiyah dalam dua abad ini menelusuri keturunan awal mereka melalui Ghulam Ali (Syekh Abdullah Dihlavi [m. 1824]), karena pada awal abad ke-19 India adalah pusat organisasi dan intelektual utama dari tarekat ini. Khanaqah (pondok) milik Ghulam Ali di Delhi menarik pengikut tidak hanya dari seluruh India, tetapi juga dari Timur Tengah dan Asia Tengah. Hingga kini Khanaqah masih tetap (pernah mengalami masa tidak aktif akibat perampasan Delhi oleh orang Inggris pada tahun 1857). Namun fungsi Pan-Islami-nya sebagian besar diwarisi oleh para wakil dan pengganti Ghulam Ali yang menetap di tempat-tempat lain di Dunia Muslim. Yang terpenting adalah para syekh yang tinggal di Makkah dan Madinah: kedua kota suci ini menyebarkan Tarekat Naqsyabandiyah di banyak tanah Muslim sampai terjadinya penaklukan Hijaz oleh kaum Wahabiyah pada 1925, yang mengakibatkan dilarangnya seluruh aktivitas sufi. Demikianlah, Muhammad Jan Al-Makki (w. 1852), wakil Ghulam Ali di Makkah, menerima banyak peziarah Turki dan Basykir, yang kemudian mendirikan cabang-cabang baru Naqsyabandiyah di kampung halamannya. Pengganti Ghulam Ali yang pertama di Khanaqah Delhi, Abi Sa’id, melewatkan beberapa waktu di Hijaz untuk menerima pengikut baru. Anak dan pengganti Abu Sa’id, Syekh Ahmad Sa’id, memilih tinggal di Madinah setelah suatu peristiwa besar pada tahun 1857, memindahkan arah
Naqsyahbandiyah India ke Hijaz untuk sementara. Ketiga putra Ahmad Sa’id sama-sama memperoleh warisannya: dua orang pergi ke Mekkah dan menarik pengikut dari India serta Turki di sana. Sementara yang ketiga, Muhammad Mazhhar, tetap di Madinah dan mengelola pengikut yang terdiri dari ulama dan pengikut dari India, Turki Daghestan, Kazan, dan Asia Tengah. Namun, yang paling penting dari pengikut Muhammad Mazhhar adalah seorang Arab, Muhammad Salih al-Zawawi dan murid-muridnya yang tidak merasakan kebencian, yang umumnya ditujukan kepada Ulama Pribumi terhadap orang-orang non Arab dalam masyarakat mereka.
Sebagai guru fiqih Syafi’i, dia memiliki akses khusus terhadap orang-orang Indonesia dan orang-orang Melayu yang berkumpul di Hijaz, serta berkat al-Zawawi dan murid-muridnyalah Naqsyabandiyah dikenal secara serius di Asia Tenggara. Di Pontianak di pantai barat Kalimantan, masih terdapat berbagai jejak garis Naqsyabandiyah yang terpancar dari Hijaz ini.
Dorongan yang membawa Naqsyabandiyah ke zaman modern berasal dari pengganti Ghulam Ali yang lainnya. Maulana Khalid al-Bagdhadi (w. 1827). Beliau mempunyai peranan yang penting di dalam perkembangan tarekat ini sehinga keturunan dari para pengikutnya dikenal sebagai kaum Khalidiyah, dan dia kadang-kadang dipandang sebagai “Pembaru” (Mujaddid) Islam pada abad ke-13, sebagaimana Srihindi dipandang sebagai pemburu Milenium kedua. Khalidiyah tidak terlalu berbeda dengan para leluhurnya Mujaddidiyah. Yang baru adalah usaha Maulana Khalid untuk menciptakan tarekat yang terpusat dan disiplin, terfokus pada dirinya pribadi, dengan cara ibadah yang disebut Rabithah (”petautan”) atau konsentrasi pada citra Maulana Khalid sebelum berdzikir. Usaha ini selanjutnya terkait dengan sikap politik, aktivitas, yang bertujuan untuk mengamankan supremasi syari’at dalam masyarakat Muslim dan menolak agresi Eropa. Setelah kematian Maulana Khalid, tidak ada kepemimpinan yang terpusat, tetapi sikap politik yang mendasari upaya tersebut tetap hidup.
Lahir di Distrik Syahrazur di Kurdistan Selatan pata 1776, Maulana Khalid melewatkan waktu sekitar satu tahun bersama Ghulam Ali di Delhi sebelum kembali ke kampung halamannya pada 1881 dengan “wewenang lengkap dan mutlak” sebagai wakilnya. Sebelum meninggalkan Delhi, Maulana Khalid memberi tahu gurunya bahwa tujuan utamanya adalah untuk “mencari dunia ini demi agama”, dari tiga tempat tinggalnya setelah itu Sulaimaniyah, Bagdad dan Damaskus, beliau mendirikan jaringan 116 wakil, yang masing-masing dengan tanggung jawab yang jelas batas geografisnya. Murid-muridnya mencakup tidak hanya anggota-anggota hierarki agama pemerintahan “Utsmaniyah”, tetapi juga sejumlah gubernur provinsi dan tokoh militer yang sangat penting dalam memajukan wibawa Khalidiyah adalah wakil kedua Maulana Khalid di Istambul, Abdul al-Wahhab al-Susi, yang merekrut Makkizada Musthafa Asim, syekh al-Islam masa itu ke dalam tarekat ini. Usaha untuk meraih pengaruh atas kebijakan Utsmaniyah yang disiratkan oleh berbagai upaya ini tidak pernah benar-benar berhasil.
Namun, terjadi semacam penyejajaran antara Khalidiyah dengan negara Utsmaniyah pada masa pemeritahan Abdulhamid II, yang berteman dengan Khalidiyah terkemuka di Istambul, Ahmed Ziyauddin Gumushanevi (w. 1893). Kepentingan Gumushanevi jauh mentransendenkan yang politis: tulisannya yang dimiliki banyak mengenai sufisme pada umumnya dan Naqsyabandiyah pada khususnya, mewakili puncak sastra sufi Utsmaniyah besar yang terakhir. Sebaliknya, Adbulhamid sangat ditentang oleh Syekh Naqsyabandiyah yang menonjol lainnya, Muhamad As’ad dari Ibril wilayah Irak Utara.
Pengaruh Maulana Khalid mungkin paling nampak di kampung halamannya, Kurdistan. Cabang Naqsyabandiyah yang beliau perkenalkan di sana sepenuhnya memudarkan pengaruh “Qadiriyah”, yang sebelumnya merupakan tarekat paling menonjol di wilayah Kurdistan, dan memunculkan sejumlah keluarga sebagai pemimpin turunan tarekat itu, serta memegang kepemimpinan dalam urusan negara Kurdistan. Hubungan keturunan Naqsyabandiyah dengan separatisme Kurdistan, dan kemudian nasionalisme, pertama kali terlihat dalam pemberontakan besar Kurdistan 1880 yang dipimpim oleh Ubaidillah dari Syamdinan, yang berhasil membebaskan diri, untuk sementara, sebagian besar orang Kurdistan Iran dari kendali Iran. Keluarga Barzani juga mampu mendominasi ungkapan nasionalisme Irak selama beberapa puluh tahun melalui wibawa Naqsabandiyah yang diwarisinya.
Khalidiyah juga mengakar dengan cepat dan tepat di Daghestan, wilayah pegunungan yang terletak di pertemuan Kaukasus dan Rusia Selatan.
Wilayah ini pertama kali diperkenalkan dengan Naqsyabandiyah pada akhir abad ke-18, tetapi kedatangan Khalidiyah yang membuat wilayah itu menjadi daerah Naqsyabandi semasa hidup Maulana Khalid. Penekanan ganda Khalidiyah di Daghestan adalah penggantian hukum-kebiasaan (cotumary law) non Islam menjadi syari’at dan perlawanan terhadap pemerintah Rusia. Pemimpin Naqsyabandiyah pertama untuk orang Daghestan adalah Ghazi Muhammad, yang meninggal dibunuh oleh orang Rusia pada 1832, dan penggantinya dua tahun kemudian mengalami nasib yang sama. Sebaliknya Syamil, yang kemudian mengambil kepemimpinan gerakan itu, mampu menahan Rusia hingga 1859, salah satu perlawanan Muslim terhadap imperialisme Eropa yang terlama dan terkenal. Pengaruh Naqsyabandiyah di Daghestan ternyata sulit dicabut; kaum Naqsyabandiyah aktif dalam pemberontakan 1877 oleh Daghestan dan Chechenia yang berjaya pada rentang waktu antara runtuhnya tsar Rusia dan pembentukan pemerintahan Soviet.
Wilayah populasi Muslim lain yang diperintah oleh Rusia yang ternyata menerima Khalidiyah adalah Volga-Ural (sekarang Tatarstan dan Baskira). Wakil Maulana Khalid di Makkah, Abdullah Makki (Erzincani), menerima seorang murid dari Kazan, Fatsullah Menavusi; namun, yang pengaruhnya terbukti menentukan adalah pengikut Ghumushaveni asal Basykar, Syekh Zainullah Rasulev dari Troisk. Semula Rasulev adalah pengikut garis mujaddidiyah yang pergi ke Bukhara, kemudian mengalihkan kesetiaanya kepada Gumushaveni setelah berkunjung ke Istambul pada 1870. Ketika kembali, dia mempropagandakan Khalidiyah sehingga membangkitkan permusuhan dari para pesaingnya dan menimbulkan kecurigaan dari pihak berwenang Rusia; hal ini mengakibatkan Rasulev dipenjara dan diasingkan. Kemudian bebas lagi pada 1881 dia memperkukuh dan memperkuat pengikutnya sehingga ratusan murid berada di bawah pengaruhnya; mereka tidak hanya tersebar diwilayah Volga-Ural, tetapi juga di Kazakhstan dan Siberia. Tatkala kematian tiba pada 1917, dia disebut sebagai “raja spiritual rakyatnya”, dan setelah kematiannya wibawa Rasulev tetap terus bergaung sampai pada periode Soviet: tiga kepala Direktorat Spiritual untuk kaum Muslim Rusia Eropa dan Siberia yang berfungsi di bawah pengawasan Soviet adalah murid-murid Rasulev.
Akhirnya, Khalidiyah memastikan pula penanaman pengaruh Naqsyabandiyah secara permanen di dunia Melayu Indonesia. Abdullah Makki mempunyai murid dari Sumatera yaitu Ismail Minangkabawi. Setelah lama menetap di Makkah, Minangkabawi menetap di Penyengat wilayah kepulauan Riau. Di sana, ia memperoleh kesetiaan dari keluarga pemerintahan, yang sudah mulai diperkenalkan pada Naqsyabandiyah oleh Duta-duta pemerintah yang dikirim dari Madinah oleh Muhammad Mazhhar. Dia juga pergi ke Melayu hingga Kedah, mempropagandakan Khalidiyah ke mana pun ia pergi. Namun usahanya merupakan rintisan, dan digantikan oleh kegiatan dua Khalidiyah yang tinggal di Makkah yaitu Khalil Hamdi Pasya dan Syekh Sulaiman Zuhdi. Kenyataan bahwa kedua orang ini adalah pesaing, saling menuduh bahwa yang lainnya adalah menyimpang dari prinsip Naqsyabandiyah, menyiratkan betapa dunia Melayu Indonesia menjadi sumber pengikut yang kaya untuk Naqsyabandiyah. Dalam jangka panjang, Sulaiman Zuhdi lebih berhasil dari pada pesaingya, hingga Jabal Abi Qubais di Makkah, tempat dia tinggal, dipandang sebagai sumber seluruh Tarekat Naqsyabandiyah di Asia Tenggara. Di antara murid ini banyak yang mendirikan Khalidiyah di berbagai tempat di Sumatera, Jawa dan Sulawesi, yang paling penting adalah Abdil Wahab Rokan (w. 1926). Beliau dikirim dari Makkah pada tahun 1868 dengan misi untuk menyebarkan Khalidiyah di seluruh Sumatera, dari Aceh sampai Palembang — misi yang beliau dilaksanakan dengan sukses besar adalah dari pesantrennya di Bab Al-Salam, Lengkat-Tinggal menetap selama tiga tahun di Johor, dan memungkinkan dia untuk memperluas pengaruhnya lebih jauh ke Semenanjung Malaya.
Praktik Naqsyabandiyah di Dunia Melayu Indonesia sejak dini sangat berbeda dengan adanya ritual yang disebut dengan suluk, yakni menyendiri dengan jangka waktu yang berbeda-beda dan sebagian diiringi dengan puasa. Asal usul praktik ini sangat berbeda dengan tradisi Naqsyabandiyah yang tidak diketahui. Putusnya hubungan dengan Makkah akibat penaklukan Hijaz oleh kaum Wahabiyah makin menambah ciri khas bagi kaum Naqsyabandiyah di Melayu Indonesia.
Peran Politik
Tidak semua perkembangan formatik yang berkenaan dengan Naqsyabandiyah berkaitan dengan Ghulam Ali Dihlavi dan keturunannya. Salah satu keturunan dari Ahmad Sirhindi didirikan di Syur Bazar di pinggiran Kabul pada pertengahan abad ke-19, dan para anggota cabang ini memainkan peranan penting dalam urusan negara Afghanistan hingga pembentukan negara pasca Komunis pertama pada tahun 1991. Di tempat lain di Asia Tengah, Naqsyabandiyah dari berbagai keturunan menonjol dalam perlawanannya terhapap Rusia dan sesudahnya. Dengan demikian pertahanan Goktepe oleh para Turkmen Akhel-Tekke diarahkan oleh seorang pengikut Naqysabandiyah, yaitu Muhammad Ali Ihsan (Dukchi Ikhsan). Naqsyabandiyah juga memimpin pemberontakan melawan pemerintah Cina di Xinjing pada tahun 1863 dan 1864 dan di Shannxi serta Gunsu antara 1862 dan 1873.
Ciri khas yang ditunjukan oleh kelompok Naqyabandiyah ini sering digambarkan dalam negara modern, terutama di Turki. Namun, di Turkli perlawanan Naqsyabandiyah terhadap sekulerisme selalu bersifat pasif (kecuali pemberontakan Sa’id). Penggambaran peristiwa Menemen 1931 sebagai konspirasi Naqsyabandiyah yang menyebabkan Syekh Muhammad As’ad (Mehmed Esad) dihukum mati secara adil, sekarang diragukan.
Sejumlah pemimpin Naqsyabandiyah menjadi orang penting sebagai guru spiritual dan intelektual: Mahmud Sami Ramazanoglu (w. 1984), pengganti Syekh Muhammad As’ad. Mehmed Zahid Kotku (w.1980), keturunan spiritual dari Gumushanevi bersama penggantinya Esad Gosan (sampai sekarang masih hidup) dan Resit Erol (w. 1994). Kegiatan mengajar para syekh ini beserta syekh lainnya secara alamiah memiliki pengaruh politik, namun cenderung mengarah pada pengintegrasian Naqsyabandiyah ke dalam struktur Republik Turki, dan bukan penolakan terhadap struktur tersebut. Penting dicatat bahwa beberapa pemimpin Naqsyabandiyah hadir secara menonjol di pemakaman Presiden Turki, Turgut Ozal pada 1993.
Kaum Naqsyabandiyah dalam jumlah dan kekuatan intelektualnya, tidak dapat digambarkan secara seragam dalam Dunia Islam sekarang ini.
Pengaruh mereka mungkin paling kuat di Turki dan wilayah Kurdistan, dan yang paling lemah adalah di Pakistan. Pada masa pemerintahan Soviet, pengaruh Naqsyabandiyah sangat terasa pada gerakan “Islam bawah tahan” di Kaukasus Asia Tengah. Namun, pada akhirnya pemerintahan Soviet tidak diikuti perkembangan Naqsyabandiyah di permukaan.
Berbagai Ritual dan Teknik Spiritual Naqsyabandiyah
Seperti tarekat-tarekat yang lain, Tarekat Naqsyabandiyah itu pun mempunyai sejumlah tata-cara peribadatan, teknik spiritual dan ritual tersendiri. Memang dapat juga dikatakan bahwa Tarekat Naqsyabandiyah terdiri atas ibadah, teknik dan ritual, sebab demikianlah makna asal dari istilah thariqah, “jalan” atau “marga”. Hanya saja kemudian istilah itu pun mengacu kepada perkumpulan orang-orang yang mengamalkan “jalan” tadi.
Naqsyabandiyah, sebagai tarekat terorganisasi, punya sejarah dalam rentangan masa hampir enam abad, dan penyebaran yang secara geografis meliputi tiga benua. Maka tidaklah mengherankan apabila warna dan tata cara Naqsyabandiyah menunjukkan aneka variasi mengikuti masa dan tempat tumbuhnya. Adaptasi terjadi karena keadaan memang berubah, dan guru-guru yang berbeda telah memberikan penekanan pada aspek yang berbeda dari asas yang sama, serta para pembaharu menghapuskan pola pikir tertentu atau amalan-amalan tertentu dan memperkenalkan sesuatu yang lain. Dalam membaca pembahasan mengenai berbagai pikiran dasar dan ritual berikut, hendaknya selalu diingat bahwa dalam pengamalannya sehari-hari variasinya tidak sedikit.
Asas-asas
Penganut Naqsyabandiyah mengenal sebelas asas Thariqah. Delapan dari asas itu dirumuskan oleh ‘Abd al-Khaliq Ghuzdawani, sedangkan sisanya adalah penambahan oleh Baha’ al-Din Naqsyaband. Asas-asas ini disebutkan satu per satu dalam banyak risalah, termasuk dalam dua kitab pegangan utama para penganut Khalidiyah, Jami al-’Ushul Fi al-’Auliya. Kitab karya Ahmad Dhiya’ al-Din Gumusykhanawi itu dibawa pulang dari Makkah oleh tidak sedikit jamaah haji Indonesia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kitab yang satu lagi, yaitu Tanwir al-Qulub oleh Muhammad Amin al-Kurdi dicetak ulang di Singapura dan di Surabaya, dan masih dipakai secara luas. Uraian dalam karya-karya ini sebagian besar mirip dengan uraian Taj al-Din Zakarya (”Kakek” spiritual dari Yusuf Makassar) sebagaimana dikutip Trimingham. Masing-masing asas dikenal dengan namanya dalam bahasa Parsi (bahasa para Khwajagan dan kebanyakan penganut Naqsyabandiyah India).
Asas-asasnya ‘Abd al-Khaliq adalah:
1.         Hush dar dam: “sadar sewaktu bernafas”. Suatu latihan konsentrasi: sufi yang bersangkutan haruslah sadar setiap menarik nafas, menghembuskan nafas, dan ketika berhenti sebentar di antara keduanya. Perhatian pada nafas dalam keadaan sadar akan Allah, memberikan kekuatan spiritual dan membawa orang lebih hampir kepada Allah; lupa atau kurang perhatian berarti kematian spiritual dan membawa orang jauh dari Allah (al-Kurdi).
2.         Nazar bar qadam: “menjaga langkah”. Sewaktu berjalan, sang murid haruslah menjaga langkah-langkahnya, sewaktu duduk memandang lurus ke depan, demikianlah agar supaya tujuan-tujuan (ruhani)-nya tidak dikacaukan oleh segala hal di sekelilingnya yang tidak relevan.
3.         Safar dar watan: “melakukan perjalanan di tanah kelahirannya”. Melakukan perjalanan batin, yakni meninggalkan segala bentuk ketidaksempurnaannya sebagai manusia menuju kesadaran akan hakikatnya sebagai makhluk yang mulia. [Atau, dengan penafsiran lain: suatu perjalanan fisik, melintasi sekian negeri, untuk mencari mursyid yang sejati, kepada siapa seseorang sepenuhnya pasrah dan dialah yang akan menjadi perantaranya dengan Allah (Gumusykhanawi)].
4.         Khalwat dar anjuman: “sepi di tengah keramaian”. Berbagai pengarang memberikan bermacam tafsiran, beberapa dekat pada konsep “innerweltliche Askese” dalam sosiologi agama Max Weber. Khalwat bermakna menyepinya seorang pertapa, anjuman dapat berarti perkumpulan tertentu. Beberapa orang mengartikan asas ini sebagai “menyibukkan diri dengan terus menerus membaca dzikir tanpa memperhatikan hal-hal lainnya bahkan sewaktu berada di tengah keramaian orang”; yang lain mengartikan sebagai perintah untuk turut serta secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat sementara pada waktu yang sama hatinya tetap terpaut kepada Allah saja dan selalu wara’. Keterlibatan banyak kaum Naqsyabandiyah secara aktif dalam politik dilegitimasikan (dan mungkin dirangsang) dengan mengacu kepada asas ini.
5.         Yad kard: “ingat”, “menyebut”. Terus-menerus mengulangi nama Allah, dzikir tauhid (berisi formula la ilaha illallah), atau formula dzikir lainnya yang diberikan oleh guru seseorang, dalam hati atau dengan lisan. Oleh sebab itu, bagi penganut Naqsyabandiyah, dzikir itu tidak dilakukan sebatas berjamaah ataupun sendirian sehabis shalat, tetapi harus terus-menerus, agar di dalam hati bersemayam kesadaran akan Allah yang permanen.
6.         Baz gasyt: “kembali”, ” memperbarui”. Demi mengendalikan hati supaya tidak condong kepada hal-hal yang menyimpang (melantur), sang murid harus membaca setelah dzikir tauhid atau ketika berhenti sebentar di antara dua nafas, formula ilahi anta maqsudi wa ridlaka mathlubi (Ya Tuhanku, Engkaulah tempatku memohon dan keridlaan-Mulah yang kuharapkan). Sewaktu mengucapkan dzikir, arti dari kalimat ini haruslah senantiasa berada di hati seseorang, untuk mengarahkan perasaannya yang halus kepada Tuhan semata.
7.         Nigah dasyt: “waspada”. Yaitu menjaga pikiran dan perasaan terus-menerus sewaktu melakukan dzikir tauhid, untuk mencegah agar pikiran dan perasaan tidak menyimpang dari kesadaran yang tetap akan Tuhan, dan untuk memlihara pikiran dan perilaku seseorang agar sesuai dengan makna kalimat tersebut. Al-Kurdi mengutip seorang guru (anonim): “Kujaga hatiku selama sepuluh hari; kemudian hatiku menjagaku selama dua puluh tahun.”
8.         Yad dasyt: “mengingat kembali”. Penglihatan yang diberkahi: secara langsung menangkap Zat Allah, yang berbeda dari sifat-sifat dan nama-namanya; mengalami bahwa segalanya berasal dari Allah Yang Esa dan beraneka ragam ciptaan terus berlanjut ke tak berhingga. Penglihatan ini ternyata hanya mungkin dalam keadaan jadzbah: itulah derajat ruhani tertinggi yang bisa dicapai.
Asas-asas Tambahan dari Baha al-Din Naqsyabandi:
1.         Wuquf-i zamani: “memeriksa penggunaan waktu seseorang”. Mengamati secara teratur bagaimana seseorang menghabiskan waktunya. (Al-Kurdi menyarankan agar ini dikerjakan setiap dua atau tiga jam). Jika seseorang secara terus-menerus sadar dan tenggelam dalam dzikir, dan melakukan perbuatan terpuji, hendaklah berterimakasih kepada Allah, jika seseorang tidak ada perhatian atau lupa atau melakukan perbuatan berdosa, hendaklah ia meminta ampun kepada-Nya.
2.         Wuquf-i ‘adadi: “memeriksa hitungan dzikir seseorang”. Dengan hati-hati beberapa kali seseorang mengulangi kalimat dzikir (tanpa pikirannya mengembara ke mana-mana). Dzikir itu diucapkan dalam jumlah hitungan ganjil yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.         Wuquf-I qalbi: “menjaga hati tetap terkontrol”. Dengan membayangkan hati seseorang (yang di dalamnya secara batin dzikir ditempatkan) berada di hadirat Allah, maka hati itu tidak sadar akan yang lain kecuali Allah, dan dengan demikian perhatian seseorang secara sempurna selaras dengan dzikir dan maknanya. Taj al-Din menganjurkan untuk membayangkan gambar hati dengan nama Allah terukir di atasnya.
Zikir dan Wirid
Teknik dasar Naqsyabandiyah, seperti kebanyakan tarekat lainnya, adalah dzikir yaitu berulang-ulang menyebut nama Tuhan ataupun menyatakan kalimat la ilaha illallah. Tujuan latihan itu ialah untuk mencapai kesadaran akan Tuhan yang lebih langsung dan permanen. Pertama sekali, Tarekat Naqsyabandiyah membedakan dirinya dengan aliran lain dalam hal dzikir yang lazimnya adalah dzikir diam (khafi, “tersembunyi”, atau qalbi, ” dalam hati”), sebagai lawan dari dzikir keras (dhahri) yang lebih disukai tarekat-tarekat lain. Kedua, jumlah hitungan dzikir yang mesti diamalkan lebih banyak pada Tarekat Naqsyabandiyah daripada kebanyakan tarekat lain.
Dzikir dapat dilakukan baik secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. Banyak penganut Naqsyabandiyah lebih sering melakukan dzikir secara sendiri-sendiri, tetapi mereka yang tinggal dekat seseorang syekh cenderung ikut serta secara teratur dalam pertemuan-pertemuan di mana dilakukan dzikir berjamaah. Di banyak tempat pertemuan semacam itu dilakukan dua kali seminggu, pada malam Jum’at dan malam Selasa; di tempat lain dilaksanakan tengah hari sekali seminggu atau dalam selang waktu yang lebih lama lagi.
Dua dzikir dasar Naqsyabandiyah, keduanya biasanya diamalkan pada pertemuan yang sama, adalah dzikir ism al-dzat, “mengingat yang Haqiqi” dan dzikir tauhid, ” mengingat keesaan”. Yang duluan terdiri dari pengucapan asma Allah berulang-ulang dalam hati, ribuan kali (dihitung dengan tasbih), sambil memusatkan perhatian kepada Tuhan semata. Dzikir Tauhid (juga dzikir tahlil atau dzikir nafty wa itsbat) terdiri atas bacaan perlahan disertai dengan pengaturan nafas, kalimat la ilaha illa llah, yang dibayangkan seperti menggambar jalan (garis) melalui tubuh. Bunyi la permulaan digambar dari daerah pusar terus ke hati sampai ke ubun-ubun. Bunyi Ilaha turun ke kanan dan berhenti pada ujung bahu kanan. Di situ, kata berikutnya, illa dimulai dengan turun melewati bidang dada, sampai ke jantung, dan ke arah jantung inilah kata Allah di hujamkan dengan sekuat tenaga. Orang membayangkan jantung itu mendenyutkan nama Allah dan membara, memusnahkan segala kotoran.
Ritual  lain yang diamalkan oleh para pengikut Naqsyabandiyah yang lebih tinggi tingkatannya adalah dzikir latha’if. Dengan dzikir ini, orang memusatkan kesadarannya (dan membayangkan nama Allah itu bergetar dan memancarkan panas) berturut-turut pada tujuh titik halus pada tubuh. Titik-titik ini, lathifah (jamak latha’if), adalah qalb (hati), terletak selebar dua jari di bawah puting susu kiri; ruh (jiwa), selebar dua jari di atas susu kanan; sirr (nurani terdalam), selebar dua jari di atas putting susu kanan; khafi (kedalaman tersembunyi), dua jari di atas puting susu kanan; akhfa (kedalaman paling tersembunyi), di tengah dada; dan nafs nathiqah (akal budi), di otak belahan pertama. Lathifah ketujuh, kull jasad sebetulnya tidak merupakan titik tetapi luasnya meliputi seluruh tubuh. Bila seseorang telah mencapai tingkat dzikir yang sesuai dengan lathifah terakhir ini, seluruh tubuh akan bergetar dalam nama Tuhan. Konsep latha’if — dibedakan dari teknik dzikir yang didasarkan padanya — bukanlah khas Naqsyabandiyah saja tetapi terdapat pada berbagai sistem psikologi mistik. Jumlah latha’if dan nama-namanya bisa berbeda; kebanyakan titik-titik itu disusun berdasarkan kehalusannya dan kaitannya dengan pengembangan spiritual.

Rekayasa Tuduhan Terhadap Ulama Sufi


Banyak kalangan yang terus menerus menuduh kaum Sufi terutama para Ulamanya, melalui berbagai rekayasa dan kalimat-kalimat, wacana yang disandarkan kepada para Ulama tersebut, sehingga mengesankan betapa para Ulama Sufi telah sesat. Rekayasa yang penuh dengan kezaliman ini telah disebarkan oleh musuh Islam, sekaligus mereka yang anti tasawuf.

Di bawah ini ilustrasi yang cukup otentik atas rekayasa tersebut:
Dalam Thobaqotnya, Ibul Farra’ mengutip dari Abu Bakr al-Maruzy, bahwa mereka (para perekayasa) telah banyak meriwayatkan berbagai masalah, kemudian masalah-masalah itu diidentifikasikan sebagai pandangan Ahmad bin Hambal. Dalam masalah ini mereka menuturkan:
“Dua orang yang saleh telah diuji melalui lingkungan sahabatnya yang buruk. Ja’far as-Shodiq dan Ahmad bin Hambal. Adapun Ja’far ash-Shodiq, karena banyak wacana yang disandarkan padanya, yang telah dikodifikasi dalam fiqih Syia’ah Imamiyah, bahwa pandangan itu adalah ucapan Ja’far ash-Shodiq, padahal beliau sama sekali tidak pernah mengatakannya. Sedangkan terhadap Imam Ahmad bin Hambal, sejumlah Ulama Hambali mengidentikkan pandangan mereka sebagai pandangan Imam Ahmad padahal sama sekali bukan.”

Suatu hari Imam Al-Faqih Ibnu Hajar al-Haitsamy ra, ditanya mengenai akidah pengikut mazhab Hambal, “Apakah ada yang tesembunyi dibalik kemuliaan ilmu anda, apakah akidah kaum hambali itu seperti akidah Imam Ahmad bin Hambal?”
Ibnu Hajar menjawab, “Akidah imam Sunnah Ahmad bin Hambal ra, — dan semoga Allah meridloi dan menjadikan syurga ma’rifat sebagai tempatnya yang luhur, dan semoga berkahnya melimpah kepada kita, semoga Allah menempatkan di syurga firdausnya yang tinggi di SisiNya – adalah akidah yang relevan dengan Ahlussunnah wal-jamaah, terutama dalam penyucian Allah Ta’ala, — jauh dari apa yang dikatakan oleh kaum zalim, dan para penentangnya—jauh dari arah dan fisik dan sebagainya, bahkan jauh dari segala sifat yang kurang dari keparipurnaan absolut. Apa yang dipopulerkan secara dusta dan bodoh yang dikaitkan pada Imam Ahmad yang agung ini, bahwa Allah itu berarah dan dan berfisik adalah kedustaan dan kebohongan. Tentu bagi orang yang mengaitkan pada Imam Ahmad harus dilaknat. (Lihat al-Fatawa al-Haditsiyah, Ibnu Hajar al-Makky hal. 148)

Rekayasa juga dialamatkan pada Imam Ali bin Abi Thalib Karromallahu Wajhah, dimana Kitab Nahjul Balaghah dan yang lain yang selama ini tersebar, katanya dari ucapan Imam Ali. Adz -Dzahaby menyebutkan dalam biografi Ali bin al-Husain asy-Sayrif al-Murtadlo, sesungguhya: (adalah beliau yang meragukan kitab Nahjul Balaghoh dan orang yang menelaahnya harus dipastikan atas kebohongannya bahwa hal itu dari Amirul Mukminn Ali bin Abi Thalib. Di dalamnya menjadi sebab kontradiksi dan permusuhan terhadap dua pemuka sahabat Nabi Abu Bakr dan Umar bin Khoththob, ra, dan di dalam kitab itu penuh dengan antagonisma dan wacana dimana bagi orang yang sangat mengerti nafas sahabat Quraisy dan sahabat lainnya, pasti akan mengatakan bahwa kitab itu lebih banyak batilnya.” (Mizanul I’tidal, adz-Dzahaby, juz 3, hal 124)

Ulama Sufi yang dituding melalui rekayasa, antara lain Imam Asy-Sya’roni, khususnya dalam Thobaqotul Kubro, dan hal demikian juga diungkapkan dalam Lathoful Minan wal-Akhlaq, “Diantara anugerah Allah kepada diri saya adalah kesabaran saya atas cobaan orang-orang dengki pada saya, lalu mereka membuat rekayasa seakan-akan saya berkata suatu perkara yang bertentangan dengan syariat. Lalu mereka berfatwa, dengan kedustaan dan kebohongan sampai saya harus dilaporkan ke raja.
Perlu anda ketahui saudaraku, cobaan pertama yang menimpaku ketika di Mesir adalah rekayasa kebohogan itu.

Sejarawan besar Abdul Hayy bin Imad al-Hambaly dalam kitabnya Syadzarotuz Dzahab, menghenai biografi asy-Sya’rony ini, “Dia adalah Ulama yang mendapat kedengkian dari berbagai kalangan, lalu sejumlah wacana dikait-kaitkan pada beliau dengan dusta, seakan-akan beliau menentang syariat, bahkan dengan akidah yang menyimpang, serta masalah yang kontra dengan Ijma’ Ulama. Sampai akhirnya asy-Sya’roni dicaci maki, dihina, dan dilempari berbagai tuduhan. Namun Allah justru menghina mereka itu semua, dan terbukti bahwa Asy-Sya’rony bebas dari tuduhan, karena asy-Sya’roni sangat ketat pada Sunnah, wara’, bahkan ia sangat sederhana termasuk pakaiannya, senantiasa prihatin, dan waktunya dihabiskan untuk ibadah, menulis kitab, suluk dan meraih manfaat. Siang malam zawiyah sufiya sangat ramai, dan setiap malam jum’at senantiasa menghidupkam malam itu dengan penuh sholawat Nabi saw, dan terus menerus dilakukan, demi mengagungkan junjungan jiwa, hingga akhir hayatnya beliau.”

Imam al-Ghazaly, telah dilempar rekayasa oleh lawan dan musuhnya dengan berbagai naskah yang disandarkan sebagai karyanya. Al-Qodly ‘Iyadh akhirnya membakar naskah tersebut. Asy-Sya’rani mengatakan: “Hal yang direkayasakan pada Imam Hujjatul Islam al-Ghazaly dan disebarluaskan adalah ungkapan mereka bahwa al-Ghazali berkata: (Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai hamba-hamba, manakala hamba-hamba ini meminta kepada Allah agar kiamat tidak terjadi, Allah tidak bakal menciptakan kiamat. Sebaliknya Allah juga punya hamba-hamba jika para hamba ini memohon agar kiamat terjadi saat ini, Allah akan mengkiamatkannya.”

Banyak sejumlah Kitab yang dikait-kaitkan oleh nama besar Al-Ghazaly yang ditulis oleh kaum antagonis. Diantaranya sejumlah kitab yang kontra terhadap Ahli Sunnah wal-jamaah, lalu kitab itu ditelaah oleh Syeikh Badruddin Ibnu Jama’ah, kemudian beliau berkomentar, “Demi Allah, ini dusta, dan sangat keterlaluan mengaitkan kitab ini pada Hujjatul Islam.”
Syeikhul Akbar, Muhyiddin Ibu Araby sebagaimana disbeut Asy-Sya’rany, pernah dituding melalui rekayasa musuh-musuh Islam. Padahal Ibnu Araby sangat tegas berpijak pada Al-Qur’an dan Sunnah, hingga beliau berkata, “Setiap perkara yang terlempar dari timbangan syariat sedikit saja dari tangannya, ia bakal hancur…” sampai kata-katanya, “Dan inilah akidah Jama’ah sampai kiamat…”

Sedangkan sejumlah wacana yang tidak bisa difahami khayalak, semata-sama karena tingginya tahapannya. Sementara seluruh kata-katanya yang kontra terhadap syariat, dan Jumhur, sesungguhnya merupakan kata-kata rekayasa yang diidentikkan sebagai kata-katanya oleh lawan-lawannya, sebagaimana dikabarkan padaku oleh Syeikh Abnu Thohir al-Maghriby yang tinggal di Makkah al-Mukarromah. Kemudian beliau mengeluarkan manuskrip Al-Futuhat al-Makkiyyah tulisan Syeikh di kota Quniah, untuk dibandingkan dengan naskah yang pernah saya kaji. Justru saya tidak melihat sama sekali hal-hal yang semula saya harus mauquf (diam) dan saya buang ketika saya membuat ikhtisar (ringkasan) al-Futuhat. Lalu aku jadi faham, bahwa mereka orang-orang dengki itu telah merekayasa tudingan keji terhadap syeikh dengan memasukkannya dalam kitabnya, seperti yang dilakukan terhadap diri saya. Itulah peristiwa yang pernah saya saksikan sendiri dalam zaman saya. Semoga Allah mengampuni kita dan mereka semua.”

Diantara kata-kata yang diidentikkan pada Ibnu Araby dari musuh-musuhnya yang menyelipkannya dalam Al-Futuhat adalah bahwa beliau berkata, “Ahli neraka itu sangat menikmati masuk neraka itu sendiri, dan manakala mereka keluar dari neraka, justru mereka merasa tersiksa.”
Asy-Sya’rani berkomentar, “Jika ditemukan hal seperti itu dalam salah satu kitabnya, maka jelas ucapan itu adalah rekayasa musuh. Sebab berkali-kali saya telaah kitab Al-Futuhatul Makkiyyah secara keseluruhan, semuanya menegaskan bahwa Ibnu Araby menegaskan adanya siksa pada ahli neraka.”

Karena itu menelaah karyanya harus hati-hati, sebab banyak yang diselipi kata-kata musuh untuk menghancurkan Ibnu Araby dalam kitab-kitabnya, khususnya kitab Futuhat dan Fushus.
Lebih-lebih kalau kita baca karya para orientalis yang menganalisa Ibnu Araby dan karya-karyanya, mereka lebih banyak salah faham atas wacananya. Karena itu untuk menelaah kitabnya, usahakan dari karya orisinal yang berbahasa Arab.

Diantara rekayasa yang pernah dilemparkan, antara lain tehadap Imam Syeikh Ibrahim ad-Dasuqy. Ra, melalui kata-katanya, “Tuhanku telah mengizinkan diriku untuk berkata dan aku mengatakan, Akulah Allah. Maka Allah berkata kepadaku, “Katakan: Akulah Allah dan aku tak peduli…”
Ini sungguh kata-kata yang diselipkan oleh musuh Sufi besar ini, seakan-akan kata-kata beilau.

Rabiah Adawiyah, wali perempuan yang begitu hebat juga sempat dituding melalui rekayasa kata-kata yang diidentifikasikan padanya, tentang Ka’bah, “Inilah Berhala yang disembah di muka bumi”.

Bahkan Ibnu Taymiyah malah menolak jika kata-kata itu dari Rabiah Adawiyah. “Apa yang disebut dan dikaitkan pada Rabiah mengenai ucapannya, Ini adalah Berhala yang disembah di muka bumi, adalah ungkapan dusta dari para pendengkinya terhadap wanita yang taqwa ini. Seandainya saja ada orang bicara seperti itu pasti dia kafir, jika bertobat diterima, jika tidak, bisa dihukum bunuh. Jelas kalimat yang dikaitkan padanya adalah kebohongan. sebab Baitullah tidak pernah disembah umat Islam, tetapi ummat menyembah Tuhannya Baitullah melalui Thawaf dan sholat kepadaNya.”

Kita semua bisa menyimpulkan kenapa selalu ada rekayasa pendustaan terhadap Islam melalui wacana yang dikaitkan tokoh-tokoh Islam, apalagi berhubungan dengan dunia sufi yang merupakan Ruh Islam?
Karena jika Ruhnya dimatikan, bangtunan Islam akan roboh. Mereka musuh-musuh Islam itu hendak mematikan cahaya Allah sebagaimana disebut oleh Allah, “Mereka hendak mematikan Nur Allah melalui ucapan meeka, padahal Allah justru menyempurnakan cahayaNya, walaupun hal itu dibenci oleh orang-orang kafir.